Senin, 29 April 2019

Skripsi dan Penyusunan Karangan


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Karya Ilmiah adalah suatu bentuk publkikan yang berisi tentang gagasan, gagasan dalam permasalahan yang dituangkan dala sebuah tulisan dengan sistematika tetr tertentu dan memilii karakteristik keilmuan . Biasanya karya ilmiah adalah beberapa paparan tilisan hasil penelitian.Beberapa jenis karya ilmiah yaitu skripsi,tesis,disertasi,makalah,seminar,laporan penelitian, dan jurnal penelitian.
            Skripsi adalah jenis karya ilmiah yang ditulis dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program studi yang ditempuh oleh mahasiswa pada jenjang strata satu (S-1).Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam bentuk penelitian yang berikutnya yang berhubungan dengan masalah yang sesuai dengan bidang studinya untuk memperoieh gelar sarjana.


B.     Rumusan Masalah
a.       Apakah pengertian skripsi?
b.      Bagaimanakah fungsi skripsi?
c.       Apa sajakah bagian-bagian skripsi?
d.      Apakah yang dimaksud karangan?
e.       Bagaimamna menentukan topik karangan?
f.       Bagaimanakah kerangka karangan?
g.      Apa sajakah bentuk-bentuk karangan?

C.    Tujuan
a.Mengetahui pengertian skripsi
b.Mengetahui fungsi skripsi
c. Mengetahui bagian-bagian skripsi
d.Mengetahui pengertian karangan
e.Mengetahui topic karangan
f.Mengetahui kerangka karangan
g.Mengetahui bentuk karangan


BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana strata-1 (S-1). Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan progam studi mahasiswa yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau hasil penelitian kepustakaan. Skripsi harus berkenaan dengan displin yang ditekuni di progam studinya. Penulisan skripsi tersebut betujuan membentuk kemampuan mahasiswa dalam menguasai dan menerapkan teori yang berkenaan dengan masalah yang sedang diteliti, serta menemukan cara pemecahannya yang memenuhi syarat dan prosedur ilmiah.
Ragam atau jenis penulisan skripsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu skripsi hasil penelitian lapangan dan skripsi hasil penelitian kepustakaan. Skripsi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Jenis penelitian ini dikelompokkan  menjadi dua, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Sedangkan skripsi hasil penelitian kajian kepustakaan adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Bahan pustaka menjadi sumber primer dalam penelitian. Penelitian kepustakaan juga dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hanya saja umumnya penelitian kepustakaan ini menggunakan pendekatan kualitatif.

B. Fungsi Skripsi
            Tujuan utama penulisan skripsi ialah memberi bekal pengalaman nelajar ilmiah sehingga mahasiswa mampu :
a)      Berpikir,dan bekerja secara ilmiah
b)      Memecahkan penelitian ilmiah
c)      Melaksanakan penelitian ilmiah
d)     Menuliskan karya ilmiah
e)      Mempertahankan dan mempertanggungjawabkan hasil penelitian


C..Bagian Skripsi
1..Bagian Awal
a.Halaman Sampul dan Halaman Judul
Sampul skripsi harus memuat judul skripsi, maksud skripsi, lambang universitas atau perguruan tinggi, nama dan nomor induk mahasiswa, nama program studi, nama jurusan, nama perguruan tinggi dan tahun lulus. Sedangkan halaman judul adalah kutipan sampul. Perbedaannya, pada halaman judul tidak perlu memuat logo perguruan tinggi.

Sudjiman menyatakan bahwa judul suatu karangan ilmiah hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas tentang materi dan ancangan atau ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Selain itu, judul harus dapat menarik perhatian pembaca dan memunculkan rasa ingin tahu tentang keseluruhan isi karya tersebut.
Beberapa poin yang diperhatikan dalam menyusun judul.
1.      Kalimatnya singkat, maksimum 20 kata
2.      Jelas dan spesifik, tidak menimbulkan multi arti
3.      Memaksukkan konsep utama dan variabel
4.      Mencakup dan menggambarkan masalah, teori dan metodologi penelitian yang dipakai
5.      Menggunakan bahasa ilmiah yang baku
6.      Terdiri dari tema besar dan judul kecil (jika diperlukan) yang menggambarkan fokus, teori dan metodologi yang diterapkan
b.Halaman Persetujuan
Memuat judul skripsi, nama dan nomor induk mahasiswa, nama dan tanda tangan para pembimbing sebagai tanda persetujuan bahwa skripsi tersebut telah disetujui untuk di uji oleh tim penguji.
c.Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat judul skripsi, nama dan nomor induk mahasiswa, tanggal munaqasyah, nama dan tanda tangan tim penguji, serta nama dan tanda tangan Dekan
d.Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat mengapa penelitian dilakukan, bagaimana penelitian dilaksanakan, dan simpulan utama dari hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam beberapa paragraph dan panjangnya tidak lebih dari satu halaman (200-300 kata) serta diketik dengan satu spasi.
e.Kata Pengantar
Pada bagian kata pengantar sekurang-kurangnya di dalamnya berisi tentang:
1.      Penjelasan mengenai maksud dan tujuan penulisan karya ilmiah
2.      Penjelasan mengenai pelaksanaan pembuatan karya ilmiah
3.      Informasi tentang bimbingan atau arahan dan bantuan yang diperoleh di dalam pembuatan karya ilmiah
4.      Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan memungkinkan terwujudnya karya ilmiah
5.      Penyebutan tempat atau kota, tanggal, bulan, tahum pembuatan karya ilmiah dan nama penulis
6.      Daftar Isi
Adapun daftar isi dimaksudkan untuk memudahkan pembaca mengetahui isi karya ilmiah atau untuk menemukan bagian-bagiannya, misalnya bab atau anak bab yang diinginkan. Daftar isi wajib ditulis apabila karya ilmiah ditulis dengan panjang lebih dari sepuluh halaman.
2.Bagian Inti
a.Bab I Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi, tesis, disertasi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu bab pendahuluan pada dasarnya memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi penelitian, definisi istilah atau operasional.
·         Latar Belakang Masalah
Isi pokok dari latar belakang adalah membangun argumen untuk menyatakan pentingnya penelitian itu dilakukan. Latar belakang memuat diantaranya:
1.      Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teoritik dan praktek, antara cita dan fakta
2.      Kedudukan masalah yang diteliti dalam lingkup masalah yang lebih luas
3.      Alasan-alasan mengapa masalah yang diteliti dipandang menarik, penting, dan layak diteliti
4.      Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian.
·         Rumusan Masalah
Rumusan masalah akan memudahkan bagi peneliti sekaligus mengarahkannya dalam hal pengumpulan data, analisis data, maupun penarikan kesimpulan. Dalam merumuskan masalah penelitian harus memperhatikan pada :
1.      Disusun secara singkat, padat, dan jelas
2.      Dituangkan dalam bentuk sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban
3.      Menampakkan variable-variabel yang akan diteliti, sehingga mengarah pada titik sentral penelitian
4.      Dapat dijawab(diuji) secara teoritis atau praktis
·         Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tipe campur kode dalam interaksi jual-beli di Pasar Tempeh Kabupaten Lumajang
·         Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Misalnya, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah atau para pamong desa dan sebagainya.
·         Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
b.Bab II Landasan Teori
Landasan teori memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang diajukan dalam bab yang mendahuluinya. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengangkat teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Landasan teori ini dibangun dari berbagai sumber buku teks, makalah, laporan penelitian dan sebagainya.
c,Bab III Metode Penelitian
Metode penelitian pada skripsi memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran dan peran peneliti di lapangan, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, prosedur penelitian, dan tahap-tahap penelitian.[10]
d.Bab IV Hasil Penelitian
Pada bab ini berisi uraian mengenai gambaran umum objek penelitian. Kemudian menguraikan karakteristik masing-masing variabel. Bagian terakhir berisi uraian tentang hasil pengujian hipotesis.
d.Bab V Pembahasan
Bab V (pembahasan) berisi perbandingan antara landasan teori yang tertuang dalam Bab II dengan temuan-temuan penelitian yang dikemukakan di dalam Bab IV. Dengan demikian bab ini sangat penting dalam rangka menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai.[11]
e.Bab VI Penutup
Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diajukan. Kesimpulan dapat diperoleh melalui dua metode penalaran, yakni penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan yang diajukan pada bab pendahuluan dan merupakan hasil analisis dari bab-bab sebelumnya. Sedangkan saran-saran yang diajukan berdasarkan pemikiran yang sehat, jelas dan tegas ditujukan kepada siapa. Saran-saran harus mengacu pada kondisi ideal yang seharusnya.
3.Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi terdiri atas: daftar pustaka, lampiran, dan daftar riwayat hidup (curriculum vitae) penulis.
a.Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar buku, majalah, artikel di dalam majalah, surat kabar, internet, yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan skripsi dan dicantumkan dalam footnote.
b.Lampiran
Lampiran berisi keterangan atau dokumen yang dipandang penting untuk dilampirkan dalam skripsi. Lampiran dapat berupa dokumen hasil penelitian, instrumen penelitian, surat ijin penelitian, surat keterangan penelitian, bukti pembimbingan, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Bila lampiran itu cukup banyak dapat dibuat daftar lampiran setelah daftar isi.
c.Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup ditulis tidak lebih dari satu halaman dengan menggunakan satu spasi, serta disajikan secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal (menggunakan kata penulis). Hal-hal yang dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, nama kedua orang tua, riwayat pendidikan, pengalaman organisasi, dan prestasi yang pernah diraih.

       D.  Pengertian Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu : 
1.                   Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
2.                  Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
3.                  Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
4.                   Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.
 E.Penentuan Topik Karangan
1.      Pengertian Topik
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.Istilah topik dapat diberi batasan atau pengertian sebagai hal pokok yang dibicarakan.Topik karangan atau tulisan dapat diartikan sebagai hal pokok yang dituliskan ataudiungkapkan dalam karangan.
Topik karangan berbeda dengan tema karangan. Tema karangan adalah gagasan dasaryang mendasari sebuaah karangan. Dalam proses penulisan karangan, tema merupakangagasan dasar yang menjadi tumpuan topik karangan.
Topik karangan juga tidak sama dengan judul karangan. Kalau topik karangan adalah hal pokok yang diungkapkan dalam karangan, judul karangan adalah nama sebuah karangan. Judul-judul yang berbeda itu disebabkan oleh cara pandang pengarang terhadap topic karangan dan pertimbangan kemenarikan karangan yang ada pada pengarang.
2.      Cara Membatasi Sebuah Topik Karangan
a.       Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
b.      Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
c.       Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
d.      Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
e.       Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan “Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?
3.      Pertimbangan Dalam Menulis Sebuah Topik Karangan
a.       Kemanfaatan, kemanfaatan berhubungan dengan kebutuhan pembaca. Suatu topik dirasakan  bermanfaat jika topic memenuhi kebutuhan pembaca. Suatu topik merupakan salah satu daya tarik suatu topik karena orang akan tertarik terhadap suatu tulisan karena ada manfaat yang diperolehnya.
b.      Kemenarikan, topik perlu diusahakan dalam kiat membuat judul tulisan.
c.       Judul tulisan adalah nama karangan.Judul karangan yang baik hendaknya memenuhi persyaratan berikut:
1)      Judul karangan harus bertalian dengan dan mencerminkan isi karangan.
2)      Judul karangan dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang keinginan pembaca untuk memahami dan mengetahui isi karangan.
3)      Judul karangan disajikan secara singkat dalam bentuk frasa. Dapat diberi penjalasan bahwa judul sebuah karangan dirumuskan dengan prinsip “sesingkat mungkin sepanjang perlu”.
d.      Fisibilitas, adalah kelayakan yang dapat dikerjakan.Fisibilitas ditentukan oleh kemampuan penulis.kriteria- kriteria berikut dapat anda terapkan.
1)      Pertama, topik yang anda pilih adalah yang betul-betul anda kenal dan anda ketahui.
2)      Kedua, topik yang fisibel adalah topik yang cakupannya layak dalam pengertian tidak terlalu luas.


    F.   Penyusunan Kerangka Karangan
Kerangka karangan (outline) rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap (dikerjakan), dan merupakan rangakaian ide-ide atau isi pikirannya yang disusun secara sistematis,logis, jelas, terstruktur dan teratur. Kerangka karangan menjamin suatu penyusun yang logis dan teratur, serta penulis dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang termasuk gagasan tambahan, kerangka karangan dapat membentuk catatan-catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk pendektail dan kerja dengan sangat cermat.[5]
Tujuan dari pembuatan ouline atau kerangka karangan adalah agar kita dapat membuat kerangka karangan yang baik, benar dan logis, kita dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang termasuk gagasan tambahan dan kita juga menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
1.         Manfaat dari penulisan kerangka karangan
a.       Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.      Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis   untuk melihat gagasan-gagasan sehingga dapat dipastikan apakah hubungan dari gagasan-gagasan tersebut sudah tepat dan apakah penyajian gagasan tersebut sudah baik.
c.       Memudahkan penulis untuk menciptakan klimaks yang berbeda-beda.Tujuannya agar pembaca dapat terpikat secara terus menerus maka penyusuna klimaksnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda dan pembaca pun semakin berminat membaca tulisan tersebut.
d.      Menghindari penulisan topik ganda (dua kali atau lebih). Penulisan topic dua kali atau lebih membawa pengaruh yang kurang baik.Selain membuang waktu, tenaga dan materi, juga dapat membuat pembaca bosan. Untuk itu apabila tidak dapat dihindari, maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topic akan diuraikan, sedangkan di bagian lainnya hanya ditambahkan unsure-unsur tambahannya saja.
e.       Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan menggunakan rincian-rincian dari kerangka karangan, penulis dapat dengan mudah mencari data-data untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototype dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini, kerangka karangan dapat diteliti, dianalisisdan dipertimbangakan secara menyeluruh, bukan terlepas-lepas.
Suatu kerangka yang baik tidak sekali dibuat. Penulisan dalam menyusun kerangka karangan selalu berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama. Langkah ini tidak mutlak harus di ikuti oleh penulis-penulis yang sudah mahir, orang yang mahir menulis tulisan-tulisan yang kompleks atau dengan mudah menyusun kerangka karangan.
2.      Langkah-langkah untuk menyusun kerangka karangan
a.       Rumusan Tema / masalah yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang    akan dicapai melalui topik tersebut. tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.
b.      Langkah yang kedua adalah melakukan inventarisasi atau mengumpulkan topik-topik bawahannya yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulisan boleh mencatat sebanyak-banyaknya tipik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
c.       Langkah yang ketiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi pada semua topik yang telah dicatat pada langkah kedua diatas.
d.      Untuk mendapatkan kerangka karangan yang sangat rinci maka langkah kedua dan ketiga hendaknya dilakukan berulang-ulang untuk menyusun topic yang lebih rendah tingkatannya.
e.       Apabila semuanya sudah dilaksanakan maka ada satu langkah terakhir yang harus dilakukan, yaitu menentukan pola susunan yang paling sesuai untuk mengurutkan semua rincian dari tesis yang telah diperoleh dengan menggunakan semua langkah diatas. Dengan pola susunan tersebut maka akan diperoleh susunan kerangka karangan yang baik.
3.      Tipe-tipe Susunan Kerangka Karangan
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang baik dan teratur biasanya digunakan beberapa tipe susunan, yaitu tipe pola alamiah dan pola logis.    
a.         Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai  dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia : atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, ,dulu - sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
1)     Urutan waktu atau urutan kronologis
2)     Urutan ruang (sposial)
3)     Topik yang ada
b.      Pola Logis
Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi kiat dengan tanggapan penulis. Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :
1)      Urutan klimaks dan anti klimaks
2)      Urutan kausal
3)      Urutan pemisahan masalah
4)      Urutan umum – khusus
5)      Urutan familitas
6)      Urutan akseptabilitas[8]
4.      Syarat-syarat penulisan kerangka karangan
a.       Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang khas atau unik, kemudian tentukan tujuan yang jelas.Lalu buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b.      Tiap unsur dalam kerangka karanga hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka gagasan tersebut harus dirinci supaya dapat terlihat perbedaanya.
c.       Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga idea tau pikiran yang dimaksud dapat tergambar secara jelas.
d.      Harus mempergunakan pasangan simbul yang konsisten.
Setiap penulisan suatu karangan maka kita memerlukan penyusunan kerangka karangan. Tujuannya agar mempermudah dalam pembuatan karangan yang teratur, logis dan sistematis. Setiap membuat kerangka karangan harus melalui tahap atau langkah-langkah agar rencana pembuatannya bisa teratur dan mudah sehingga memudahkan penulis untuk membuat kerangka karangan tersebut. Kerangka karangan secara garis besar suatu rencana yang memuat garis-garis besar dan suatu karangan yang akan dikerjakan. Agar dalam pembuatan tidak terjadi penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih sehingga kita perlu mengevaluasi setiap topik yang akan kita kerjakan.
    G. Bentuk-bentuk Karangan
Dibawah ini terdapat beberapa bentuk karangan beserta contohnya sebagai berikut :
1.         Karangan Narasi (Cerita)
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa ini biasanya disusun menurut urutan waktu (secara kronologis).
Isi karangan narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi boleh pula tentang sesuatu yang khayali. Otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal sering dapat digolongkan dalam jenis karangan narasi. Dan isi karangan itu memang benar-benar nyata atau berdasar fakta sejarah yang tidak dibuat-buat. Tetapi cerpen, novel, hikayat, drama, dongeng, dan lain-lain seringkali hanyalah hasil kreasi daya khayal seorang pengarang, yang sebenarnya cerita itu sendiri tak pernah terjadi. Namun karangan ini juga termasuk dalam jenis karangan narasi.
Dalam karangan narasi acapkali terlihat ada dialog tokoh-tokoh ceritanya, disamping uraian biasa. Dengan dialog, cerita memang terasa lebih hidup dan menarik sehingga lebih dapat mengasyikkan bagi pembaca. Lukisan watak pribadi, kecerdasan, sikap atau tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan acapkali dapat lebih tepat dan mengena apabila ditampilkan lewat dialog-dialog. Tokoh yang kejam, bukan lebih hidup bila diceritakan dalam bentuk percakapan, di bandingkan dengan kalau diceritakan dengan uraian biasa. Karna lukisan yang hidup inilah karangan narasi yang dibumbui dengan dialog dialog pelakunya dapat lebih menarik.
2.      Karangan Deskripsi ( Lukisan )
Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tenteram dan saling menolong, dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Juga suasana hiruk-pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat pula dibuat karangan deskripsi. Dan masih banyak contoh lain lagi.
Lukisan dalam karangan deskripsi harus diusahakan sedemikian rupa, agar pembaca seolah-olah melihat sendiri apa yang kita lukiskan tersebut. Sudah tentu, membuat karangan deskripsi ini membutuhkan keterlibatan emosi (perasaan) pengarang. Dalam karangan deskripsi, agar menjadi hidup, perlu dilukiskan bagian-bagian yang dianggab penting sedetail mungkin. Kalau melukiskan betapa ngeri tersesat dihutan, maka situasi hutan yang dapat menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkap-lengkapnya, sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang tersesat disitu.
Selain detai-detail, urutan waktu dan urutan ruang dalam karangan deskripsi harus pula diperhatikan secara baik. Karena urutan waktu dan urutan ruang tidak dilukiskan secara nyata, dapat membawa akibat kesatuan lukisan tidak terjamin. Dan ini akan membingungkan pembaca.
3.      Karangan Eksposisi (Paparan)
Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti.
Banyak pekerjaan mengarang masuk dalam jenis karangan eksposisi. Misalnya :
a.       Menguraikan taktik gerilya bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan ; sebab-sebab timbulnya kemarahan bangsa Indonesia kepada penjajah, dan jalannya perang,
b.      Menjelaskan tujuan atau ide didirikannya sebuah perguruan tinggi,
c.       Menguraikan kesulitan yang bakal dihadapi jika KB gagal,
d.      Memberikan petunjuk bagaimana proses jalannya sebuah mesin,
e.       Memberikan penjelasan tentang apa yang disebut republik, demokrasi, pancasila, keadilan, kemakmuran, hak asasi, dan seterusnya,
f.       Membuat laporan tentang rapat darmawisata atau kegiatan lainnya,
g.      Menguraikan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia,
Salah satu bentuk karangan eksposisi adalah uraian tentang proses. Jika kita memaparkan sebuah proses, misalnya proses terjadinya surat kabar, atau bagaimana cara kerja otak kita, maka baik sekali kita bagi proses itu ke dalam beberapa langkah. Tiap langkah diuraikan menurut urutan waktu. Yang dahulu, didahulukan, yang kemudian, dikemudiankan. Tiap langkah itu dijelaskan sejelas-jelasnya sehingga pembaca dapat mengerti.  Supaya paparan bertambah jelas, acapkali dipergunakan contoh-contoh, ilustrasi, gambar-gambar, tabel, diagram, peta, denah, dan sebagainya, dalam uraian.
4.      Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi ini adalah karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan karangan-karangan yang telah diuraikan di muka. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa karangan argumentasi ini lebih penting dan lebih berharga dari pada karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi. Karangan argumentasi lebih sukar oleh karena disini pengarang mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap dan keyakinannya.
Dan agar dapat mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus memiliki pengetahuan dan pandangan yang cukup luas tentang hal yang diperbincangkan. Kelogisan berpikir, keterbukaan sikap dan keluasan pandangan terhadap masalah yang diperbincangkan, akan banyak sekali peranannya untuk mempengaruhi orang lain.

5.      Karangan Persuasi
Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan, mengajak ataumembangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang kadang-kadang agak emosional. Jika argumentasi berusaha membuktikan kebenaran atau pernyataan melalui proses penalaran yang sehat, persuasi berusaha merebut perhatian dan membangkitkan tindakan terhadap pembacanya.